Kamis, 22 Oktober 2015

Komunitas Geng Motor

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan bimbinganNya saya dapat menyelesaikan tugas dengan judul “Geng Motor” ini.Sholawat dan salam semoga selalu di limpahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta para sahabat dan keluarganya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari dosen dan teman-teman yang bersifat membangun , selalu saya harapkan demi lebih baiknya makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.


Jakarta, 20 Oktober 2015



Penyusun




DAFTAR ISI

Kata Pengantar1
Daftar Isi 2
Bab I Pendahuluan3
1.1.          Latar Belakang Masalah3
1.2.          Perumusan Masalah4
1.3.          Tujuan dan Manfaat Penulisan5
Bab II Landasan Teoritis6
Bab III Pembahasan10
3.1.      Ciri-ciri Komunitas Informal10
3.2.      Ciri-ciri Komunitas Formal10
3.3.      Pengertian Geng Motor10
3.4.      Faktor Penyebab Remaja Terlibat dalam Geng Motor12
3.6.      Permasalahan yang Ditimbulkan Oleh Geng Motor19
3.7.      Tanggapan Masyarakat Terhadap Aksi Kebrutalan Geng Motor19
Bab IV Penutup21
        4.1      Simpulan21
        4.2       Saran22
Daftar Pustaka23



BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar belakang Masalah
Kenakalan remaja akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Mulai dari  merokok, pergaulan bebas, sampai ke tingkat yang lebih parah seperti tawuran bahkan membentuk suatu geng yang yang kita kenal sebagai geng motor.
Awalnya geng motor hanya perkumpulan anak-anak remaja yang hobi ngebut-ngebutan dengan motor, baik siang maupun malam hari. Mereka melakukan balapan motor alias trek-trekan di jalanan umum. Namun akhir-akhir ini geng motor mulai meresahkan masyarakat, bahkan aksi brutal geng motor menyebabkan banyak korban meninggal dunia termasuk anggota geng itu sendiri.
Salah satu contoh kasusnya adalah Klewang alias Anto Klewang alias Mardijo. Klewang mengaku mengenal geng motor bernama Exalt to Coitus atau Exalt to Creativity (XTC), dia juga membenarkan bahwa dia mendapatkan setoran dari anak-anak anggota geng motor sebesar lima ribu per orang setiap minggu. Anaknya pun adalah ketua XTC yang ditangkap dalam kasus penyerangan geng motor, yakni pelemparan batu di pos jaga Markas Polresta Pekanbaru pada 2012 lalu.
Geng Motor XTC binaan Klewang juga membawahi sebanyak enam kelompok geng motor lainnya. Di antaranya PK atau Penjahat Kelamin, ARC, JRC, Street Demon, Atiet Abang, dan Sincan atau Sindikat Cewek Nekat yang anggotanya perempuan semua. Jumlah anggota geng motor binaannya mencapai 300-600 orang dan rata-rata para anggotanya berusia 16,18,22 tahun. Bahkan geng motor binaan Klewang sudah menyebar hingga ke daerah-daerah di Riau, di antaranya Kabupaten Kampar, dan Duri, Kabupaten Bengkalis. Tidak tanggung-tanggung mereka di minta untuk melakukan penghancuran warnet, pemerkosaan dan aksi perampasan di Stadion Utama serta keributan di tugu pusat kota.
Untuk itu kami menyusun makalah ini agar para pembaca dan khususnya orang tua dapat membedakan organisasi formal dengan organisasi informal yang brutal seperti geng motor agar putra-putrinya agar tidak terjerumus kedalam organisasi itu.


1.2        Perumusan Masalah
1.      Bagaimana ciri-ciri komunitas informal?
2.      Bagaimana ciri-ciri komunitas formal?
3.      Apakah geng motor itu ?
4.      Faktor penyebab remaja terlibat dalam geng motor?
5.      Bagaimana terbentuknya Geng Motor?
6.      Geng motor apa yang terkenal dan apa ciri khasnya ?
7.      Senjata apa yang digunakan dalam aksi kejahatan geng motor ?
8.      Permasalahan apa saja yang ditimbulakan dengan adanya geng motor?
9.      Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai aksi kebrutalan geng motor tersebut?
10.  Upaya apa yang dilakukan untuk memerangi teror geng motor liar yang makin meresahkan masyarakat akhir-akhir ini?


1.3   Tujuan  dan  Manfaat Penulisan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Ilmu Sosial dan Budaya Dasar serta bertujuan untuk berbagi pengetahuan yang di dapat dari pembuatan makalah ini tentang geng motor terhadap pembaca.
Tentunya karya tulis ini memiliki manfaat baik bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :
a.       Penulis bisa lebih mengetahui kebrutalan anak remaja yang mengikuti geng motor beserta hal lainnya mengenai geng motor.
b.      Makalah ini dapat menjadi bahan referensi bagi pembaca agar bertambah wawasan dan pengetahuaannya. Pembaca juga bisa mengetahui lebih dekat akan dampak yang diberikan oleh geng motor di Indonesia saat ini.





BAB II
LANDASAN TEORITIS
Kriminalitas atau tindak kriminal merupakan segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah tindak kejahatan.Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal.Biasanya yang dianggap kriminal adalah seorang pencuri, pembunuh, perampok, atau teroris.Walaupun begitu kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena melakukan tindak kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham.
Selama kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh seorang hakim, maka orang ini disebut seorang terdakwa.Sebab ini merupakan asas dasar sebuah negara hukum yaitu seseorang tetap tidak bersalah sebelum kesalahannya terbukti.Pelaku tindak kriminal yang dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan harus menjalani hukuman disebut sebagai terpidana atau narapidana.
Dalam mendefinisikan kejahatan, ada beberapa pandangan mengenai perbuatan apakah yang dapat dikatakan sebagai kejahatan. Definisi kejahatan dalam pengertian yuridis tidak sama dengan pengertian kejahatan dalam kriminologi yang dipandang secara sosiologis.
Secara yuridis, kejahatan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang melanggar undang-undang atau ketentuan yang berlaku dan diakui secara legal. Secara kriminologi yang berbasis sosiologis kejahatan merupakan suatu pola tingkah laku yang merugikan masyarakat (dengan kata lain terdapat korban) dan suatu pola tingkah laku yang mendapatkan reaksi sosial dari masyarakat. Reaksi sosial tersebut dapat berupa reaksi formal, reaksi informal, dan reaksi non-formal.
Sebab – sebab Kriminalitas :
  1. Pertentangan dan persaingan kebudayaan
  2. Perbedaan ideologi politik
  3. Kepadatan dan komposisi penduduk
  4. Perbedaan distribusi kebudayaan
  5. Perbedaan kekayaan dan pendapatan
  6. Mentalitas yang labil
Akibat Tindakan Kriminalitas :
  1. Merugikan pihak lain baik material maupun non material
  2. Merugikan masyarakat secara keseluruhan
  3. Merugikan negara
  4. Menggangu stabilitas keamanan masyarakat
Solusi Kriminalitas :
  1. Mengenakan sanksi hukum yang tegas dan adil kepada para pelaku kriminalitas tanpa pandang bulu atau derajat
  2. Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak
  3. Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai busaya bangsa sendiri
  4. Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat dimulai sejak dini melalui pendidikan multi kultural, seperti sekolah, pengajian dan organisasi masyarakat
Adapun tipe atau jenis-jenis menurut penggolongan para ahlinya adalah sebagai berikut :
  1. Penjahat dari kecendrungan (bukan karena bakat).
  2. Penjahat karena kelemahan (karena kelemahan jiwa sehingga sulit menghindarkan diri untuk tidak berbuat).
  3. Penjahat karena hawa nafsu yang berlebihan dan putus asa.
Tindakan kriminal ada yang bersifat sembunyi- sembunyi dan ada juga yang terang-terangan.Kriminalitas masih menjadi satu kesatuan dengan kemiskinan, setelah diperhatikan kemiskinan tidak hanya miskin harta tetapi juga miskin ilmu, miskin harga diri, miskin hati dan banyak lainnya.Jika kejahatan meningkat itu adalah salah satu faktor dari pengangguran yang ada karena para pengangguran memiliki banyak waktu kosong selain itu juga kesenjangan ekonomi yang terlihat jelas pada sekarang ini sehingga mereka para pengangguran merasa tidak adil dan berfikir untuk melakukan tindak kriminalitas.Selain itu perubahan sosial yang ada merupakan salah satu pemicu tindak kriminalitas.

Selain itu kriminalitas juga identik dengan dunia remaja yang serba ingin tahu dan ingin mencoba hal – hal yang baru. Dapat saya jelaskan seperti ini : Salah satu problem pokok yang dihadapi oleh kota besar, dan kota-kota lainnya tanpa menutup kemungkinan terjadi di pedesaan, adalah kriminalitas di kalangan remaja.
Dalam berbagai acara liputan kriminal di televisi misalnya, hampir setiap hari selalu ada berita mengenai tindak kriminalitas di kalangan remaja.Hal ini cukup meresahkan, dan fenomena ini terus berkembang di masyarakat.Tentu saja tindakan kriminal yang dilakukan oleh remaja sangat bervariasi, terutama dengan kehadiran geng-geng motor yang sangat meresahkan masyarakat yang menjadi salah satu wadah sebagai watak kebringasan remaja yang dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran lalu linatas, penjarahan, pemerkosaan bahkan sampai pada pembunuhan.
Tindak kriminalitas yang terjadi di kalangan remaja dianggap kian meresahkan publik.Hal ini bahkan diperparah dengan tidak mampunya institusi sekolah dan kepolisian untuk mengurangi angka kriminalitas di kalangan remaja tersebut.Kenakalan remaja yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, dan dunia pada umumnya, dapat dikategorikan sebagai sebuah bentuk perilaku menyimpang di masyarakat.Tentu saja fenomena ini dapat dijelaskan dalam tataran ilmu sosial, hanya saja untuk mencari suatu teori yang relevan yang dapat menjelaskan dengan baik mengenai kenakalan remaja dibutuhkan kejelian tersendiri.
Kenakalan remaja dapat diidentifikasikan sebagai bentuk penyimpangan yang terjadi di masyarakat, dan dengan identifikasi ini maka kenakalan remaja dapat dijelaskan dalam tataran ilmu- ilmu social.
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja berupa tindakan kriminal membuat kita berpikir ulang mengenai integrasi dalam masyarakat.Dipandang menjadi tertuduh utama, sebagaimana yang dituduhkan dalam media massa, kenakalan remaja berupa tindak kriminal justru memberikan pengaruh yang besar dalam masyarakat, meskipun pengaruh mereka tidaklah diinginkan (unintended). Adanya kriminalitas di kalangan remaja pun mendorong kita bertanya penyebab terjadinya tindakan tersebut.

Salah satu tuduhan mengenai tingginya angka kriminalitas remaja atau lebih tepatnya kenakalan remaja adalah tidak berfungsinya kelurga dan/atau ketidakberfungsian sosial masyarakat.Keluarga di anggap gagal dalam mendidik remaja sehingga menyebabkan mereka melakukan tindakan penyimpangan yang berujung dengan diberikannya sanksi sosial oleh masyarakat.Alih-alih tertib, sanksi yang diberikan justru menjadikan remaja menjadi lebih sulit diatur.Dan hal ini pula yang menyebabkan masyarakat di anggap gagal dalam melakukan tindakan pencegahan atas terjadinya perilaku menyimpang tersebut.Keluarga memegang peranan yang penting, dan hal ini diakui oleh banyak pihak.
Keluarga merupakan elemen penting dalam melakukan sosialisasi nilai, norma, dan tujuan-tujuan yang disepakati dalam masyarakat, dan tingginya angka kriminalitas remaja sebagai konsekuensi dari tidak berjalannya aturan dan norma yang berlaku di masyarakat dianggap sebagai kesalahan keluarga. Jika melihat dari sisi teoritis, tentu saja bukan hanya keluarga yang dipersalahkan, masyarakat pun dapat dipersalahkan dengan tidak ditegakkan aturan secara ketat atau membantu sosialisasi norma dan tujuan dalam masyarakat.
Salah satu faktor lainnya yang juga harus diperhatikan adalah peer group remaja tersebut. Teman sepermainan memegang peran penting dalam meningkatnya angka kriminalitas di kalangan remaja.Sebagaimana yang dikatakan oleh Sutherland, bahwa tindakan kriminal bukan lah sesuatu yang alamiah namun dipelajari, hal ini lah yang menyebabkan pentingnya untuk melihat teman sepermainan remaja tersebut.


BAB III
PEMBAHASAN

3.1    Ciri-ciri Komunitas Informal
Komunitas informal adalah komunitas yang tidak memiliki aturan dalam kegiatannya, biasanya memiliki ciri-ciri:
1.      Hubungan antar anggota tidak memiliki aturan
2.      Tidak memiliki aturan dalam setiap kegiatan
3.      Lebih berbentuk pribadi
4.      Tidak seperti kelembagaan atau lebih seperti komunitas yang bebas

3.2    Ciri-ciri Komunitas Formal
Komunitas formal biasanya berbentuk seperti kelembagaan, biasanya memiliki ciri-ciri:
1.      Hubungan antar anggota memiliki aturan
2.      Memiliki aturan dalam kegiatan apapun
3.      Lebih berbentuk umum (tidak pribadi)
4.      Seperti kelembagaan (teratur)

3.3         Pengertian Geng Motor
Geng motor adalah kumpulan orang-orang pecinta motor yang gemar kebut-kebutan, tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai. Perlu dibedakan antara geng motor dengan Club Motor. Club Motor biasanya mengusung merek tertentu atau spesifikasi jenis motor tertentu dengan perangkat organisasi formal, seperti HDC (Harley Davidson Club), Scooter (kelompok pecinta Vesva), kelompok Honda, kelompok Suzuki, Tiger, Mio. Ada juga Brotherhood kelompok pecinta motor besar tua. Tapi kalau soal aksi jalanan, semuanya sama saja. Kebanyakan sama-sama merasa jadi raja jalanan, tak mau didahului, apalagi disalip oleh pengendara lain.
Sekarang geng-geng motor sudah berada dalam taraf berbahaya, tak segan mereka tawuran dan tak merasa berdosa para geng tersebut membunuh. Perbedaan mencolok dari geng motor dan club motor adalah :
1.      Kebanyakan anggota geng motor tidak memakai perangkat safety seperti helm, sepatu dan jaket.
2.      Membawa senjata tajam yang dibuat sendiri atau sudah dari pabriknya seperti samurai, badik hingga bom Molotov.
3.      Biasanya hanya muncul pada malam hari dan tidak menggunakan lampu penerang serta berisik.
4.      Jauh dari kegiatan sosial, tidak pernah membuat acara-acara sosial seperti sunatan masal atau kawin masal, mereka lebih suka membuat acara membunuh masal.
5.      Anggotanya lebih banyak kepada kaum lelaki yang sangar, tukang mabok, penjudi dan hobi membunuh, sekalipuntidak menutup kemungkinan ada kaum hawa yang ikut dan wanita yang mengikuti geng motor biasanya hanya dijadikan budak nafsu lelaki masal.
6.      Motor yang mereka gunakan tidak memiliki spion, sein, hingga lampu utama. Yang penting untuk mereka adalah kencang dan mampu melibas orang yang lewat.
7.      Visi dan misi mereka jelas, hanya membuat kekacauan dan ingin menjadi geng terseram diantara geng motor lainnya hingga sering terjadi tawuran diatas motor.
8.      Tidak terdaftar di kepolisian atau masyarakat setempat.
9.      Kalau nongkrong, lebih suka ditempat yang jauh dari kata terang. Lebih memilih tempat sepi, gelap dan berbau busuk.
10.  Kalau pelantikan anak baru biasanya bermain fisik, diperintah untuk berkelahi dan minum minuman keras samapi muntah.
Namun sekarang perlu diwaspadai karena ada geng motor yang berkedok club motor. Berpakaian rapi, safety dan penuh perlengkapan berkendaraan namun arogan, anarkis dan egois kalau dijalan serta tak segan mereka membuat rusuh bila merasa diganggu. Selama AD/ART mereka jelas dan terdaftar dipihak kepolisian, club motor tidak bakal berubah menjadi geng motor.

3.4       Faktor Penyebab Remaja Terlibat dalam Geng Motor
Tentunya sangat banyak faktor penyebab remaja terjerumus ke dalam kawanan geng motor. Namun, salah satu penyebab utama mengapa remaja memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh terlalu sibuknya kedua orang tua mereka dengan pekerjaan, sehingga perhatian dan kasih sayang kepada anaknya hanya diekspresikan dalam bentuk materi saja. Padahal materi tidak dapat mengganti dahaga mereka akan kasih sayang dan perhatian orang tua.
Pada dasarnya setiap orang menginginkan pengakuan, perhatian, pujian, dan kasih sayang dari lingkungannya, khususnya dari orang tua atau keluarganya, karena secara alamiah orang tua dan keluarga memiliki ikatan emosi yang sangat kuat. Pada saat pengakuan, perhatian, dan kasih sayang tersebut tidak mereka dapatkan di rumah, maka mereka akan mencarinya di tempat lain. Salah satu tempat yang paling mudah mereka temukan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah di lingkungan teman sebayanya. Sayangnya, kegiatan-kegiatan negatif kerap menjadi pilihan anak-anak broken home tersebut sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan eksistensinya.
Faktor lain yang juga ikut berperan menjadi alasan mengapa remaja saat ini memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya sarana atau media bagi mereka untuk mengaktualisasikan dirinya secara positif.
Remaja pada umumnya, lebih suka memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Namun, ajang-ajang lomba balap yang legal sangat jarang digelar.Padahal, ajang-ajang seperti ini sangat besar manfaatnya, selain dapat memotivasi untuk berprestasi, juga sebagai ajang aktualisasi diri. Karena sarana aktualisasi diri yang positif ini sulit mereka dapatkan, akhirnya mereka melampiaskannya dengan aksi ugal-ugalan di jalan umum yang berpotensi mencelakakan dirinya dan orang lain.


3.5    Permasalahan yang Ditimbulkan oleh Geng Motor
Tindakan yang dilakukan geng motor belakangan ini kian meresahkan warga. Geng motor kini memang menjadi salah satu perhatian utama pihak berwenang karena tindakan mereka kian berani. Selain meminta korban sesama anggota geng, tindakan mereka juga mengambil korban masyarakat biasa.Tak salah jika masyarakat menyebut geng-geng motor tersebut tidak berbeda dengan perampok atau pencuri.Tindak kejahatan yang dilakukan sebagian besar perampasan barang berharga milik korban, seperti uang, HP, dompet, hingga motor.
Dalam aksinya, mereka tak segan-segan menganiaya korban. Jika geng motor tersebut tidak diantispasi sejak dini, dikhawatirkan kelompok-kelompok tersebut bisa kian besar menjadi sebuah jaringan kriminal terorganisisasi. Indikasi itu mulai muncul dengan tindak penganiayaan yang dilakukan oleh anggota geng motor akir-akir ini. Kalau geng motor brutal itu tidak segera dibubarkan maka akan sangat membahayakan karena terdapat solidaritas sempit yang telah didoktrinkan kepada setiap anggota geng motor tersebut, sehingga mengarah pada tindakan kriminal.
­3.6    Tanggapan Masyarakat Terhadap Aksi Kebrutalan Geng Motor
Keberadaan Geng Motor yang sudah mengganggu ketentraman masyarakat yang juga sering terlibat tindak pidana kriminal agar segera dibubarkan dan ditumpas. Terkait masalah Geng Motor yang sudah meresahkan masyarakat itu, Menteri Pemuda dan Olahraga meminta pihak yang berwenang agar menumpas dan membubarkan Geng Motor. Para pelaku kejahatan yang berhimpun dalam Geng tersebut, harus ditindak sesuai hukum.Sedangkan bagi anggota yang tidak terlibat pelanggaran hukum, perlu segera disadarkan dan ditangani secara persuasif.

Gejala sosial ini tidak boleh dibiarkan.Harus ditangani secara simultan, antara penyadaran secara persuasif dan tindakan hukum. Jika dibiarkan, dikhawatirkan akansemakin meresahkan masyarakat. Karena dalam praktek perekrutannya ada semacam baiat bagi anggota baru dan ancaman hukuman.Seperti dipotong anggota badannya, bagi anggota yang keluar dan buka mulut kepada orang tua atau kepada pihak berwajib.



BAB IV
PENUTUP
4.1.      Kesimpulan
1.            Geng motor merupakan wadah yang mampu memberikan gejala watak buruk anak muda. Perkembangannya, tak lepas dari trend dan mode yang sedang berlangsung saat itu.
2.            Penyebab remaja terlibat dalam geng motor yaitu kurangnya kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua, dan ajakan dari teman.
3.            Anggota geng motor tidak lebih dari anak-anak yang kurang perhatian dari orang tua mereka. Mereka itu ingin cari perhatian dan dipuji-puji rekan satu gengnya karena di rumah tidak mendapat kasih sayang orang tua.
4.            Ada empat geng terkenal, yakni Exalt To Coitus (XTC), Grab On Road (GRB), Berigadir Seven (Briges) dan Mounraker yang pada hakikatnya memiliki ‘ideologi’ sama.
5.            Salah satu sebabnya kebrutalan adalah selain dekat dengan minuman keras, anggota geng motor juga akrab dengan obat-obatatan terlarang.
6.            Samurai merupakan senjata khas mereka. Senjata lainnya yakni golok, stik soft ball, bom molotof bahkan senjata api jenis pistol.
7.            Upaya memerangi teror geng motor liar antara lain :
a.             Diperlukannya peranan orang tua dalam membimbing perkembangan anaknya.
b.            Penanaman Nilai-nilai Agama
c.             Peningkatan pendidikan
d.            Tindakan tegas aparat hokum
e.             Penyaluran minat dan bakat anak sejak dini
f.             Mengikuti kegiatan-kegiatan positif
 Tidak ada sesuatu yang tidak bisa diselesaikan.Kalau ada kemauan tentulah ada jalan keluarnya.Dalam persoalan geng motor, resepnya hanya satu, keterlibatan semua pihak, terutama keluarga untuk memberi bimbingan yang terbaik untuk anak-anaknya.
4.2       Saran
1.            Para pelaku kejahatan yang berhimpun dalam Geng tersebut, harus ditindak sesuai hukum. Sedangkan bagi anggota yang tidak terlibat pelanggaran hukum, perlu segera disadarkan dan ditangani secara persuasif.
2.            Diperlukan semua pihak yang terkait dengan kehidupan umat beragama, untuk benar-benar memahami betapa pentingnya ajaran agama dan peningkatan amaliahnya.
3.            Proses penyadaran anggota geng motor harus dilakukan dengan bimbingan konseling yang mendalam dari ahlinya masing-masing.
 Sebaiknya sebelum kita mencoba untuk menjadi salah satu anggota seharusnya berfikirlah yang panjang.Selain itu sebaiknya kita jauhi apapun yang berbau kelompok informal yang memberikan dampak negative.Karena lebih baik menghindar daripada mengobati. Selain itu kita harus mengerti apa konsekuensi dari keputusan yang kita ambil jika kita tidak mau menyesal kelak.
DAFTAR PUSTAKA
wordpress.com/2007/01/30/pos-214
Liputan6.com, JUM/Tim Liputan 6 SCTV
Pikiran Rakyat. Tuesday November 27, 2007
http://m.metrotvnews.com
KOMPAS.Saturday, October 27, 2007
beritadotcom.blogspot.com/2007/10
http://elitasuratmi.wordpress.com/2012/05/02/geng-motor/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar